Rom 5:12-21 Kasih Karunia yang Menghidupkan [1 Mar 2020] (Prapaskah 1)

Penggalian Teks

Satu tema yang penting dalam kitab Roma ialah peran hukum Taurat (HT). Walaupun HT itu menjadi alasan orang Yahudi membanggakan Allah (2:23), Paulus menyimpulkan bahwa hukum Taurat tidak menyelesaikan masalah dosa tetapi hanya memperjelasnya (3:9, 20). Makanya, Taurat dan nabi-nabi hanya menjadi saksi akan penebusan yang terdapat di dalam Kristus (3:21) oleh iman lepas dari hukum Taurat (3:28). Buktinya bahwa Abraham dibenarkan oleh iman sebelum dia disunat (4:10; sunat adalah perintah khas yang utama dari HT yang dilakukan Abraham).

Namun, Paulus juga mengklaim bahwa Taurat diteguhkan oleh jalan iman itu (3:31). Hal itu merupakan teka-teki—HT diteguhkan dengan dikesampingkan oleh iman kepada Kristus! Pp.5-8 menjelaskan bagaimana hal itu bisa terjadi. Bingkainya adalah kasih Allah di dalam Kristus oleh Roh yang memberi kita berdamai dan berbangga sebagai anak-anak Allah (5:1-11; 8:14-38). Di antaranya, Paulus menguraikan bagaiamana Kristus dengan kuasa Roh melepaskan kita dari kuasa dosa. Perikop kita merupakan tahap pertama dalam penguraian itu.

Paulus mulai dengan melanjutkan ceritanya tentang HT (12-14). Dosa dan maut masuk ke dalam dunia karena Adam melanggar perintah Allah yang jelas. HT juga membuat dosa jelas sebagai pelanggaran perintah Allah. Tetapi manusia di antara Adam dan Musa tetap mati walaupun mereka tidak melanggar perintah yang jelas. Seperti dalam 3:20, semua manusia ada di bawah kuasa dosa dan HT hanya memperjelas masalah.

A.14 memperkenalkan Kristus sebagai penggenapan Adam, tetapi dalam aa.15-19 mereka berbanding terbalik. Perbandingan pertama adalah antara karunia Allah dan pelanggaran Adam. Memang maut menjangkau semua karena pelanggaran Adam, tetapi Paulus mau mengklaim bahwa kasih karunia Allah di dalam Kristus jauh lebih besar (15). Kasih karunia (Yunani: kharis; Inggris: grace) merujuk pada kemurahan pihak atas kepada pihak bawah yang tidak berdaya. Di dalam Adam, manusia tidak berdaya terhadap dosa dan maut dan kedua hal itu yang ditanggapi dalam aa.16-17. Dalam a.16 Paulus menegaskan bahwa kasih karunia mengalahkan penghukuman terhadap dosa. Satu pelanggaran saja cukup untuk mendatangkan maut, tetapi pembenaran di dalam Kristus adalah balasan kasih karunia Allah terhadap banyak pelanggaran. Hal itu searah dengan pernyataannya dalam 4:5 bahwa Allah membenarkan orang durhaka. Dalam pengadilan ilahi (bdk. 2:6-8) orang-orang yang dibenarkan oleh iman akan diselamatkan dari murka Allah (bdk. 5:8-10). Dalam a.17, hasil dari kelimpahan kasih karunia itu ialah hidup yang berkuasa (mampu berdampak positif bagi Kerajaan Allah, seperti dalam 6:13b). A.18 menyimpulkannya, yaitu penghukuman karena satu pelanggaran Adam ketimbang pembenaran yang membawa hidup karena satu perbuatan baik Yesus. A.19 menerapkannya kepada orang percaya. Status kita sebagai orang berdosa terjamin oleh pelanggaran Adam, tetapi status kita sebagai orang benar terjamin oleh ketaatan Kristus pada salib. Sungguh, kasih karunia melampaui dampak dari dosa dan maut.

Setelah mengagungkan kasih karunia yang diperoleh oleh Kristus, Paulus kembali ke soal HT. Sekarang dia dapat berbicara lebih keras tentangnya. HT tidak hanya memperjelas dosa tetapi juga membuatnya bertambah banyak (20). Dia akan menjelaskan hal itu dalam p.7, tetapi dia dapat mengatakannya di sini karena dia sudah menunjukkan bagaimana kasih karunia itu tetap melampaui dosa dan maut. Kuasa dosa dilihat dalam maut yang universal. Tetapi kuasa kasih karunia yang diwujudkan dalam ketaatan Kristus pada salib itu lebih besar. Kebenaran Yesus yang membenarkan orang-orang berdosa itu membawa kita kepada hidup yang kekal.

Dalam kebanyakan perikop ini Paulus berbicara tentang “Yesus Kristus”. Hanya di ayat terakhir dia tambahkan “Tuhan kita”. Kasih karunia bermaksud untuk memulai atau meneguhkan relasi antara pihak atas dengan pihak bawah itu. Kasih karunia Allah bermaksud untuk membawa kita ke dalam relasi dengan Allah Tritunggal dan memampukan orang-orang berdosa melayani Yesus sebagai Tuhan. Dalam p.6 Paulus menjelaskan bagaimana orang-orang yang dibaptis di dalam Kristus dilepaskan dari ikatan-ikatan manusia lama (p.6). Manusia lama itu manusia ala Adam, manusia yang dibentuk oleh budaya yang digerakkan oleh usaha untuk mengatasi dosa dan maut lepas dari Kristus. Manusia dilepaskan dari budaya sebagai hukum yang mengikat itu untuk melayani Kristus. Kemudian, dalam p.7 Paulus berbicara tentang “daging”, yaitu daya berdosa dari manusia lama itu. Daging itu sebenarnya hanya dihasut oleh HT (p.7) tetapi dipulihkan di dalam Kristus dengan kuasa Roh (8:1-13).

Kita dikasihi sebagai anak-anak Allah, dan kasih itu juga melepaskan kita dari kuasa dosa dan maut supaya kita dapat melayani Yesus sebagai Tuhan kita yang dibnggakan. Kasih karunia bukan alasan untuk berdosa, tetapi justru satu-satunya cara untuk keluar dari hidup yang dikuasai dosa.

Tentang Apa dan Untuk Apa?

Kasih karunia di dalam Kristus adalah jawaban Allah terhadap dosa dan maut karena Adam. Kita melayani Kristus sebagai Tuhan dalam pengampunan yang melimpah dan menghidupkan.

Makna

Orang-orang beragama biasanya sadar akan pentingnya hidup saleh (menghormati Tuhan) dan akan adanya kelemahan atau dosa dalam dirinya. Kita terjebak ketika hukum Allah dipakai bukan hanya untuk mengenali dosa tetapi juga untuk menguranginya, seakan-akan masalah manusia adalah soal kurang terampil taat dan bukan soal relasi dengan Allah. Dengan mengutamakan ketaatan terhadap hukum, keagamaan seperti itu dicirikan dengan penghakiman. Pelayan menghakimi jemaat dalam khotbah; jemaat mencari kelemahan pelayan untuk membenarkan diri. Dosa lebih mengasyikkan (dalam khotbah dan gosip) daripada kasih karunia Allah.

Ada dampak besar ketika kita menangkap bahwa kasih karunia Allah itu sungguh-sungguh, bahwa Dia mengangkat kita sebagai anak-anak, bukan sebagai siswa yang harus lulus setiap tahun untuk naik kelas. Yesus adalah Tuhan, dan salib Yesus mengalahkan semua penghukuman bagi orang percaya. Kasih karunia, bukan hukum Taurat, adalah cara Allah menyelamatkan kita dari dosa dan maut.

Pos ini dipublikasikan di Roma dan tag , . Tandai permalink.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.