Yoh 13:1-17, 31b-35 Dibasuh oleh salib Kristus [6 Apr 2023] (Kamis Putih)

Penggalian Teks

Paruh pertama Injil Yohanes (pp. 1-12) berakhir dengan seruan Yesus kepada masyarakyat untuk menerima terang yang Dia bawa dan mendapat hidup kekal daripada hukuman (12:44-50). Yesus akan berhadapan kembali dengan masyarakat ketika Dia ditangkap, tetapi dalam pp.13-17, fokus Yesus adalah mempersiapkan murid-murid untuk kepergian-Nya (1a). Saat-Nya sudah tiba (bdk. 2:4). Hal itu diawali dengan pembasuhan kaki yang menyatakan secara tuntas kasih Yesus (1b).

Aa.2-4 merupakan satu kalimat dalam bahasa Yunani, dengan maksud bahwa Yesus bangun dan menanggalkan jubah-Nya dalam pengetahuan akan rencana pengkhianatan oleh Yudas dan peran-Nya sebagai wakil dan utusan Allah Bapa. Yesus akan menyatakan sifat Allah sendiri. Kisah melambat dengan menyoroti persiapan Yesus untuk membasuh kaki mereka (5), sesuatu yang biasanya dilakukan oleh orang yang paling rendah statusnya. Tindakan yang begitu di luar kebiasaan itu butuh waktu untuk diproses. Bahwa Yesus “mulai” melakukannya menyiratkan sesuatu yang akan terjadi sebelum Dia selesai.

Hal itu adalah percakapan dengan Simon Petrus (6-11). Pertanyaan Petrus menyoroti (dalam urutan kata-kata dalam bahasa asli) dirinya, “Akukah yang hendak Engkau membasuh kakinya?” Jawaban Yesus mengakui bahwa Petrus belum mampu memahami tindakan itu (6-7). Soal “kelak” barangkali merujuk pada kematian Yesus, atau rangkaian kepergian kepada Bapa-Nya yang mencakup kematian dan kebangkitan-Nya. Ketika Petrus, atas dasar ketidakpahaman itu, menolak dengan tegas, Yesus harus juga tegas: tidak ada persekutuan dengan Yesus tanpa dibasuh oleh-Nya (8). Ketika Petrus mau dibasuh pada kepala dan tangan (bagian tubuh yang lain yang tidak dilindungi oleh baju), Yesus mengartikan pembasuhan kaki sebagai hal yang dilakukan untuk orang yang bersih seluruhnya tetapi harus berjalan di luar rumah. Murid-murid-Nya bersih, kecuali Yudas (9-11). Hal itu dijelaskan lebih jauh oleh Yesus dalam p.15. Mereka bersih karena menerima ajaran Yesus (15:3). Yudas tidak tinggal di dalam-Nya, sehingga dipotong dan dibuang (15:6). Pembasuhan kaki merujuk pada keselamatan sebagai anugerah.

Ketika Yesus selesai, Dia mengajar mereka tentang status berdasarkan peristiwa itu (12-17). Dia membingkai tindakan membasuh kaki itu (14a) dalam status-Nya sebagai Guru dan Tuhan (13)/Tuhan dan Guru (14b). Implikasinya adalah, mereka wajib saling membasuh kakinya. Kata “wajib” (ofeilō) sering dipakai dalam konteks utang. Menerima pembasuhan kaki dari Yesus, sesuatu yang mutlak untuk bersekutu dengan-Nya, menimbulkan utang yang dibayar kepada sesama. “Saling membasuh kaki” berarti semua kepada semua. Hanya, orang yang rendah kedudukannya sudah biasa melayani orang-orang yang tinggi. Jadi, perintah itu menjadi tantangan bagi mereka yang tinggi kedudukannya, yang harus belajar melayani sesama murid Yesus. Jadi, Yesus menegaskan bahwa orang setinggi apa pun yang mengaku Yesus sebagai Guru dan Tuhan harus mengikuti teladan-Nya sebagai Guru (15) dan merendahkan diri sebagai hamba-Nya (16a). Kata “utusan” dalam a.16b adalah apostolos, kata yang akan menjadi gelar yang terhormat di kalangan gereja selanjutnya. Orang kecil (seperti mereka pada saat itu) tidak kebal terhadap godaan ketika mendapat kedudukan yang tinggi, dan ternyata walaupun masih orang kecil, tidak ada di antara mereka yang siap untuk merendahkan diri. Yesus menguatkan mereka bahwa jalan itu adalah jalan kebahagiaan (17).

Kemudian, Yesus memberitahu bahwa Dia akan dikhianati, dan Yudas pergi (13:18-30). Dalam konteks itulah, Yesus akan dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam-Nya (31-32). Salib adalah tempat Yesus ditinggikan (3:14-15). Setelah itu, Dia tidak akan ditemukan kembali di bumi (33). Selama itu, yang mengikat mereka adalah kasih Yesus, dan yang menjadi identitas mereka adalah Yesus yang dengan-Nya mereka berjalan. Dalam kondisi yang baru, mereka harus belajar bagaimana menerapkan kasih Yesus seorang kepada yang lain. Dengan demikian, identitas mereka sebagai murid Yesus akan tetap kentara (34-35).

Tentang Apa dan Untuk Apa?

Kita dibersihkan seluruhnya oleh salib Kristus. Dengan ditinggikan oleh kasih dan kerendahan Allah itu, kita melayani sesama dalam kasih dan kerendahan hati.

Makna

Dengan melihat kepada salib Yesus dan percaya, orang akan selamat (3:14-15). Dalam perikop ini, anugerah itu (yang bisa dikaitkan dengan baptisan dan kelahiran dari Roh, 3:1-13) membuat orang bersih seluruhnya. Namun, dalam perjalanan hidup, kaki kita menjadi kotor karena kelemahan kita dan kondisi dunia. Kita tinggal di dalam Yesus dengan kaki kita dibasuh terus oleh-Nya. Pengakuan dosa menjadi cara supaya darah Yesus menyucikan kita (1 Yoh 1:9), dan Perjamuan Kudus menjadi cara bersekutu dengan Kristus dalam pengakuan itu (1 Kor 11:23-26).

Penolakan Petrus muncul dari suatu pemahaman tentang status dan kedudukan. Bukannya Alkitab menolak adanya kedudukan dalam masyarakat dan jemaat, tetapi selaku murid Yesus, kita semua pertama-tama adalah “anak-anak kecil” (teknion, a.33) yang kakinya kotor dan perlu dibasuh oleh Yesus. Kita saling mengasihi sebagai orang-orang yang sederajat. Pendonor besar tidak lebih penting daripada janda, majelis tidak lebih penting daripada anak, dsb. Saling mengasihi menantang untuk semua orang, tetapi aspek kerendahan hati lebih menantang untuk orang yang punya kedudukan. Dalam budaya kita, disanjung adalah upah utama berkedudukan. Mungkin seperti Petrus, kita mendukung pola yang demikian dalam harapan bahwa kita pun akan naik kelak.

Jadi, Yesus membasuh kaki sebagai tanda pengampunan dari Allah, dan sebagai penyataan kerendahan Allah yang berkenan kepada manusia yang bodoh dan lemah (bdk. Petrus dalam 13:36-38). Jadi, saling membasuh kaki bisa menjadi tanda pengampunan dan penerimaan, dan tanda kerendahan kita bersama di hadapan Allah. Aspek saling merendah ditonjolkan ketika ritus pembasuhan kaki mulai dengan yang lebih tinggi dalam hierarkhi jemaat membasuh kaki jenjang di bawah yang kemudian diteruskan kepada jemaat biasa. Namun, untuk menyatakan aspek saling menerima, perlu juga kesempatan untuk orang saling membasuh kaki secara bebas. Tentu, ritus itu bermaksud sebagai latihan untuk membentuk pola dan sikap kita selanjutnya. Dalam kehidupan sehari-hari pun, kita saling mengasihi dalam kerendahan hati yang penuh penerimaan.

Pos ini dipublikasikan di Yohanes dan tag , , . Tandai permalink.

Satu Balasan ke Yoh 13:1-17, 31b-35 Dibasuh oleh salib Kristus [6 Apr 2023] (Kamis Putih)

  1. Cirrang edi berkata:

    Terima kasih pak Andrew untuk renungannya.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.